MALANG- Rangkaian acara gelar panggung penyutradaraan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) sampai pada acara puncak yakni puncak penganugerahan gelar panggung penyutradaraan, Minggu (07/08). Acara penganugerahan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi untuk mahasiswa PBI yang sudah melakukan pementasan drama dalam gelar panggung penyutradaraan sebagai luaran dari mata kuliah Keterampilan Sastra Produktif (KSP). Dalam penganugerahan tersebut, teater Naungan Surau sukses menjadi kelompok teater terbaik dengan menyabet empat kategori penghargaan.
Teater Naungan Surau menampilkan pentas drama dengan naskah Dukun-dukunan karya Moliere yaitu sebuah naskah hasil adaptasi oleh Puthut Buchori. Naskah ini dikemas dengan sangat baik dan diimbangi dengan kemampuan aktor yang sangat berimbang antara satu dengan yang lain. Essya Awliya Rahma selaku sutradara menjelaskan bahwa pemilihan naskah sudah berdasarkan kesepakatan bersama. Selain itu, dalam proses bedah naskah juga melibatkan seluruh anggota kelompok sebelum memutuskan untuk siapa yang menjadi aktor.
“Pemilihan naskah bukan semata-mata asal memilih, namum kami juga melakukan analisis, juga melakukan observasi tentang kemungkinan-kemungkinan atau resiko yang akan kami terima ketika kami sudah memutuskan untuk memilih satu naskah. Akhirnya kami sepakat untuk memakai naskah Dukun-Dukunan karya Moliere ini karena kami merasa mampu membawakannya baik dari segi aktor, setting, eksekusi, dan lain sebagainya, ” kata Essya.
Di samping itu, Devi Wijayanti sebagai Pimpinan Produksi menjelaskan bahwa selama proses yang dijalani tidak melulu berjalan lancar. Banyak perdebatan dari banyaknya ide yang muncul. Karena ini tim, maka apapun idenya, keputusan harus didasarkan pada kesepakatan bersama. “Ini merupakan hasil dari proses yang sangat panjang yang kami lalui. Tentu tidak melulu lancar, karena ini berkaitan dengan banyak kepala tentu juga banyak ide. Ada perdebatan, ada marah-marahannya juga, tapi tetap kembali bahwa kami memiliki tujuan yang sama. Jadi pada intinya perdebatan-perdebatan itu yang kemudian membuat kami semakin tumbuh dan berkembang, tumubuh kedewasaan di masing-masing anggota, ” jelasnya.
Kemudian, Dr. Hari Sunaryo, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah juga mengucapkan selamat atas pencapaian yang telah diraih oleh kelompok teater Naungan Surau. “Saya rasa ini pencapaian yang sangat lumayan, kenapa? karena Naungan Surau telah menyabet empat penghargaan sekaligus, mulai dari ilustrasi terbaik, pemeran utama pria terbaik, pemeran pembantu pria terbaik, dan juga menjadi kelompok teater terbaik. Tentu ini lumayan, dan jangan berpuas hanya sampai di sini. Potensi ini harus dikembangkan menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat. Kalau tidak dikembangkan lagi, ya hanya sekedar piala saja tidak menjadi apa-apa, ”tutupnya. (Fif)