Rangkaian acara gelar pentas penyutradaraan mahasiswa Prodi PBI FKIP UMM sampai pada acara puncak yakni puncak penganugerahan gelar panggung penyutradaraan, Kamis (20/07). Acara penganugerahan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi untuk mahasiswa PBI yang sudah melakukan pementasan drama dalam gelar pentas penyutradaraan sebagai luaran dari mata kuliah Keterampilan Sastra Produktif (KSP). Dalam penganugerahan tersebut, teater Sandyakala sukses menjadi kelompok teater terbaik dengan menyabet lima kategori penghargaan.
Teater Sandyakala menampilkan pentas drama dengan naskah yang berjudul Elegi Musim Panas karya Chandra Kudapawana. Naskah ini dikemas dengan sangat baik dan diimbangi dengan kemampuan aktor yang sangat berimbang antara satu dengan yang lain. Annis Ma’rifah selaku sutradara menjelaskan bahwa pemilihan naskah sudah berdasarkan kesepakatan bersama. Selain itu, dalam proses bedah naskah juga melibatkan seluruh anggota kelompok sebelum memutuskan untuk siapa yang menjadi aktor.
“Pemilihan naskah sudah melalui banyak proses, kami juga melakukan analisis dan observasi tentang kemungkinan-kemungkinan atau resiko yang akan kami terima ketika kami sudah memutuskan untuk memilih suatu naskah. Akhirnya kami sepakat untuk memakai naskah Elegi Musim Panas karya Chandra Kudapawana ini karena kami merasa mampu membawakannya baik dari segi aktor, setting, eksekusi, dan lain sebagainya, ” kata Annis sapaan akrabnya.
Di samping itu, Nur Hanifah sebagai Pimpinan Produksi menjelaskan bahwa selama proses yang dijalani tidak melulu berjalan lancar. Banyak perdebatan karena memang banyaknya ide yang muncul. Karena kita sebagai tim, maka apapun idenya, keputusan harus didasarkan pada kesepakatan bersama. “Ini merupakan hasil dari proses yang sangat panjang yang kami lalui. Tentu tidak melulu lancar, karena ini berkaitan dengan banyak kepala tentu juga banyak ide. Ada perdebatan, ada marah-marahannya juga, tapi tetap kembali bahwa kami memiliki tujuan yang sama. Jadi pada intinya perdebatan-perdebatan itu yang kemudian membuat kami semakin tumbuh dan berkembang, tumubuh kedewasaan di masing-masing anggota,” jelasnya.
Tidak hanya itu, teater Sandyakala juga memborong piala penghargaan di antaranya menjadi peran pendukung wanita terbaik yang diperankan oleh Fera Rahayu (Maria), pemeran utama wanita terbaik yang diperankan oleh Arsantika Febriyanti (Nita), ilustrasi terbaik yang dikoordinatori oleh Mutiara Perwita Sari, artistik terbaik, dan tentunya menjadi kelompok peraih penyutradaraan terbaik.
Dengan capaian tersebut, Dr. Hari Sunaryo, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah juga mengucapkan selamat atas pencapaian yang telah diraih oleh kelompok teater Sandyakala. “Saya rasa ini pencapaian yang sangat lumayan, kenapa? karena teater Sandyakala telah menyabet lima penghargaan sekaligus, mulai dari ilustrasi terbaik, pemeran utama wanita terbaik, pemeran pembantu wanita terbaik, artistik terbaik, dan juga menjadi kelompok teater penyutradaraan terbaik. Tentu ini lumayan, dan jangan berpuas hanya sampai di sini. Potensi ini harus dikembangkan menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat,” tutupnya.