MALANG- Prof. Dr. Ribut Wahyu Eriyanti, M.Si., M.Pd. telah resmi dikukuhkan sebagai guru besar Bidang Ilmu Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) hari ini, Rabu, (16/02/22). Mengawali karier di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sejak 01 Maret 1990, Prof. Dr. Ribut Wahyu Eriyanti, M.Si., M.Pd. kini sudah lebih dari 30 tahun mengabdi untuk UMM. Lebih dari 500 mahasiswa program sarjana dan lebih dari 50 mahasiswa program magister yang telah dibimbing hingga lulus. Prof. Dr. Ribut Wayu Eriyanti, M.Si., M.Pd. merupakan dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Setelah bertugas sejak tahun 90-an, Prof. Dr. Ribut Wahyu Eriyanti, M.Si., M.Pd. sempat menerima tugas tambahan sebagai Sekretaris Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM pada tahun 2000 hingga 2001. Kemudian menjadi Kepala Sekolah di SD Muhammadiyah 01 Malang pada tahun 2004 hingga tahun 2008. Menjadi Kepala Sekolah di SD Muhammadiyah 09 Malang pada tahun 2011 hingga 2012 dan menjadi Kaprodi Magister Bahasa Indonesia sejak 2013 hingga sekarang. Dosen yang akrab dengan panggilan Bu. Ribut itu, juga menjelaskan awal ketertarikannya dengan bahasa Indonesia karena sesuai dengan bidangnya. “Dulu waktu di SPG meskipun program studi yang saya masuki itu IPA dan Matematika, tapi itu guru bahasa Indonesianya Low profile gitu ya. Ketika mengajar itu enak sekali, tidak mengajarkan teoretis murni tetapi langsung aplikatif. Itulah yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk mengambil Program Studi Bahasa Indonesia, ” paparnya.
Acara yang dibuka langsung oleh Dr. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut juga mengukuhkan dua Guru Besar Lainnya yaitu, Prof. Poedjiastutie, M.A., Ph.D. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Bahasa Inggris dan Prof. Dr. Baiduri, M.Si. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Matematika. Dr. Fauzan, M.Pd. dalam sambutannya juga mengucapkan selamat atas capaian jabatan fungsional tertinggi sebagai Guru Besar. Tidak hanya itu, Rektor UMM tersebut juga berharap dengan bertambahnya tiga Guru Besar ini, semakin kuat dan cepat tekad UMM untuk melakukan perubahan orientasi model pembelajaran yang lebih futuristik sebagai bentuk pertanggungjawaban peran UMM sebagai problem solver di masyarakat. “Orientasi pembelajan yang mengarah pada siswa atau mahasiswa bisa melakukan apa? Dan bukan hanya sekedar siswa atau mahasiswa bisa tentang apa adalah tanggung jawab kita bersama, ” tuturnya dalam sambutan yang diberikan dihadapan peserta Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang pada Rabu 16 Februari 2022 pagi tadi.