MALANG- Dituntut adptatif di era yang serba digital seperti sekrang ini tentu bukan hal yang mudah. Iim Khoiria, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM mungkin termasuk yang mampu beradaptasi dengan era sekarang. Hal tersebut ia tunjukkan melalui karya-karyanya berupa novel yang ia tulis dalam platform digital Multinasional Dreame. Selain kemampuannya beradaptasi, mahasiswa yang akrab dengan panggilan Mbak Iim tersebut juga menyampaikan bahwa beberapa mata kuliah yang ia tempuh di Prodi PBI UMM sangat membantunya untuk menghasilkan karya berupa novel tersebut. Ia juga mengatakan bahwa dirinya mulai tertarik dengan bidang menulis sejak duduk di bangku SMP.
Mulai produktif menulis sejak tahun 2018, mahasiswa angkatan 2016 tersebut mulai menerbitkan novel digital pertamanya yang berjudul “Amira Azzahra”. Iim juga menyebutkan ada beberapa kendala ketika menulis salah satunya adalah kesulitan dalam menentukan letak kemenarikan cerita. “hal yang paling sering membuat saya kesulitan adalah menentukan suspense cerita agar menarik, merangkai cliefhanger diakhir part, menyeimbangkan dialog dan narasi di dalam satu chapter agar pembaca tidak mudah bosan,” jelasnya.
Namun kendala tersebut tak membuatnya menyerah, hingga pada tahun 2020 ia berhasil membuat novel berjudul Thalassophobia. Novel tersebut menjadi novel paling booming, dengan dibaca oleh 1,38 Juta orang di wattpad serta mendapatkan vote 110 ribu vote.
“Sebenarnya Thalassophobia pernah ditawari 20 lebih penerbit indie dan semi mayor, tapi saat itu saya belum bisa menerimanya karena ada kendala dalam menulis di tahun 2021, jadi saya tidak bisa menerima tawaran kerjasama tersebut,” lanjutnya.
Thalassophobia sendiri adalah novel yang mengangkat kisah seorang perempuan pengidap Thalassophobia (Ketakutan berlebih terhadap laut lepas). Perempuan dalam novel ini mengidap Thalassophobia karena traumanya di masa kecil. Ayahnya pernah hampir membunuhnya di laut saat bertengkar dengan Ibunya. Di dalam novel ini, kehidupan sosok Ayana sangat terombang ambing dalam hal hidup, mati, dan percintaannya sekaligus bersama seorang dokter spesialis syaraf.
Setelah viral dengan novelnya yang berjudul Thalassophobia tersebut, pada tahun 2021 menjadi salah satu editor akuisisi di salah satu platform digital Goodnovel yang berasal dari Singapore. “Sewaktu menjadi editor dan memegang puluhan penulis di Goodnovel, materi sewaktu kuliah benar-benar membantu saya dalam bekerja untuk mewadahi penulis lain. Mulai dari mata kuliah menulis kreatif, sintaksis, morfologi dan hampir semua mata kuliah sangat berguna untuk pegangan saya dalam menulis novel ataupun menjadi seorang editor,” tutupnya dalam proses wawancara dengan tim PBI UMM.