Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia sedang mendongeng (Foto: Afrilia)
Anak-anak di seluruh dunia pasti pernah mendengarkan dongeng. Dongeng menjadi hal yang melekat dalam kehidupan masyarakat dunia sehingga ditetapkan Hari Dongeng Internasional. Hari Dongeng Sedunia dirayakan tanggal 20 Maret. Hari istimewa ini berawal dari peringatan Hari Mendongeng Nasional di Swedia pada tahun 1991. Tanggal 20 Maret 1997, secara bersamaan pendongeng di Australia dan Amerika merayakan Hari Mendongeng. Dari perayaan di berbagai negara tersebut, diputuskan Hari Dongeng Internasional diperingati pada tanggal 20 Maret.
Peringatan Hari Dongeng Sedunia dapat dirayakan dengan menceritakan dongeng-dongeng Nusantara kepada anak-anak. Dongeng menjadi wahana imajinasi anak. Saat bercerita melalui penuturan dan gestur yang baik, anak-anak akan mulai membayangkan alur cerita dalam dongeng. Mereka akan berimajinasi dengan bebas sehingga kreativitas bertambah. Imajinasi yang dibayangkan oleh anak akan memicu rasa empati dan simpati dalam diri mereka. Hal tersebut disebabkan karenacerita dongeng pada umumnya banyak mengandung nilai-nilai moral dan pendidikan. Contohnya, orang tua atau guru dapat bercerita tentang dongeng Malin Kundang sehingga anak akan sadar akan pentingnya menghormati orang tua.
Dewasa ini, kemampuan mendongeng pendidik sebenarnya dibutuhkan. Dengan adanya softskill seperti mendongeng,guru akan lebih mudah menanamkan nilai moral serta menumbukan sisi kreativitas pada anak. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang menyadari pentingnya softskill yang harus diberikan pada mahasiswanya. Program-program seperti “Sasindo Mendongeng” yang terintegrasi dalam kegiatan Bakti Sosial “Mengabdi untuk Negeri” di Kab. Malang. Kegiatan “Sasindo Mendongeng”dilakukan untuk melatih softskill dan meningkatkan kesadaran sosial mahasiswa. Pengalaman pada kegiatan “Sasindo Mendongeng”menjadi salah satu bekal mahasiswa kelak ketika berada di dunia kerja.