Abdul Malik Karim Amrullah (Foto: Fitria)
Tanggal 21 Maret adalah peringatan hari Puisi Sedunia. Hari Puisi Sedunia ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1999. UNESCO menetapkan hari Puisi Sedunia untuk mengkampanyekan pembacaan, penulisan, penerbitan, serta pengajaran puisi di seluruh dunia. UNESCO Mendorong pengakuan bagi gerakan puisi nasional, regional, dan internasional. Gerakan-gerakan hari Puisi Sedunia biasanya diperingati melalui pembacaan puisi oleh para penyair atau kampanye anak muda dengan berpuisi. Selain itu Hari Puisi saat ini banyak digaungkan melalui media sosial. Biasanya anak-anak muda akan mengutip puisi salah satu sastrawan tanah air.
Berbicara mengenai puisi memang tidak lepas dari sastrawan-sastrawan Indonesia. Salah satu sastrawan yang banyak berkontribusi untuk bangsa adalah Buya Hamka. Hamka juga dikenal sebagai ulama Muhammadiyah dan politikus Indonesia. Ia aktif dalam penulisan karya sastra di Indonesia. Karya-karya Hamka yang banyak dikenal masyarakat di Indonesia adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Laila Majnun, dan lain-lain. Selain menulis Roman, Hamka juga menulis banyak puisi. Puisi-puisi Hamka di antaranya Nikmat Hidup, Hanya Hati, Hati Sanubari, Roda Pedati, Biar Mati Badanku Kini dan lain-lain. Puisi-puisi tersebut bertemakan religius. Ia banyak menggambarkan kebesaran Tuhan dan rasa syukur. Puisi Hanya Hati karya Hamka menggambarkan seorang pemuda sederhana yang jatuh cinta. Pemuda itu tidak menawarkan kekayaan tetapi ia menawarkan hatinya yang tulus.
Karya-karya Hamka banyak diajarkan di sekolah. Anak-anak dapat mengambil pesan moral yang dituliskan dalam puisinya. Pembelajaran melalui puisi di dunia pendidikan berguna untuk mengajarkan rasa empati dan simpati pada anak. Pendidik harus mampu menyeleksi puisi-puisi yang tepat bagi anak. Oleh sebab itu, calon pendidik biasanya dibekali ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sastra. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang juga mengintregrasikan pembelajaran sastra melalui mata kuliah seperti kajian puisi. Dengan demikian calon pendidik lebih siap menghadapi tantangan di dunia pendidikan.