Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UMM – Membuka tahun 2024 dengan memotivasi diri dan membuat resolisi barangkali sudah biasa. Bapak Dr. Arif Budi Wuriyanto, M.Si., Kepala UPT. BIPA sekaligus dosen PBI FKIP UMM mengawali tahun dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bangga berbahasa Indonesia di acara Podcast Unboxing TVRI Jatim. Tayang perdana di youtube TVRI Jatim pada 1 januari kemarin, hingga kini sudah dilihat oleh ratusan penonton youtube.
Bapak Arif, sapaan akrab beliau, menyampaikan bahwa eksisitensi Bahasa Indonesia levelnya bukan hanya di Asia saja, tetapi saudah sampai mendunia. “Kita harus bangga dengan Bahasa Indonesia karena sekarang Bahasa Indonesia bukan hanya eksis di Indonesia dan Asia saja, tetapi levelnya sudah dunia. Baru-baru ini, Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi pengantar sidang UNESCO,” jelasnya.
Bukan hanya itu, Bapak Arif juga menjelaskan bahwa di UMM juga sudah ada unit yang menaungi mahasiswa asing untuk belajar Bahasa Indonesia yakni UPT. BIPA UMM (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).
“Untuk saat ini, UMM juga punya UPT. BIPA, tempat orang asing atau mahasiswa asing belajar Bahasa Indonesia. Kemudian juga ada Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia baik yang S1 maupun S2. Hanya saja, kalau di BIPA sendiri memiliki kurikulum yang berbeda dengan yang ada di prodi. Kurikulum BIPA disiapkan khusus dengan persentase praktik berbahasanya yang lebih banyak,” Jelas Bapak Arif Budi Wuriyanto.
Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa dengan penutur terbanyak di dunia. Sebelumnya Bahasa Indonesia sudah lama eksis di Asia khususnya Asia Tenggara. Pada November lalu, Bahasa Indonesia telah ditetapkan menjadi bahasa ke sepuluh, bahasa resmi pengantar sidang di UNESCO.
“Tentu kita harus bersykur dengan pencapaian ini. Selain karena jumlah penutur, Bahasa Indonesia juga memiliki kredibilitas yang unggul terutama dalam hal pencapaian penggunaan kosa kata yang sangat luar biasa. Bahasa Indonesia di dunia, selain digunakan di kalangan universitas juga digunakan dalam bidang diplomasi, politik, dan juga pada bidang ekonomi perdagangan,” tutup Bapak Arif Budi Wuriyanto.