Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP UMM – Dalam era digital yang terus berkembang, sastra cyber menjadi fenomena yang menarik perhatian para penulis dan pembaca. Sastra cyber menggabungkan unsur-unsur sastra tradisional dengan teknologi digital, menciptakan pengalaman membaca yang unik dan futuristik.
Sastra cyber tidak hanya sekadar teks di layar komputer atau ponsel, melainkan sebuah bentuk seni yang memanfaatkan potensi digital untuk merangkai cerita. Penulis-penulis sastra cyber tidak hanya mengeksplorasi bahasa dan narasi, tetapi juga memanfaatkan elemen-elemen multimedia seperti suara, gambar, dan interaktivitas.
L Dela Fimeta, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMM sebagai pemateri dalam kegiatan sharing tersebut juga menjelaskan bahwa salah satu ciri khas sastra cyber adalah keterlibatan pembaca dalam proses cerita. “Dengan memanfaatkan teknologi interaktif, pembaca dapat mengambil peran dalam pengembangan alur cerita, membuat pengalaman membaca menjadi lebih dinamis dan personal. Hal ini membuka pintu bagi kreativitas yang lebih besar, dengan pembaca sebagai bagian integral dari penciptaan cerita,” kata El, sapaan akrabnya.
Selain itu, mahasiswa yang sudah menerbitkan novel dan memiliki novel yang sudah dibaca jutaan kali di platform digital tersebut juga mengatakan bahwa bentuk-bentuk sastra cyber yang inovatif melibatkan penggunaan elemen-elemen teknologi seperti Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Dengan AR, pembaca dapat menggabungkan dunia fisik dengan unsur-unsur sastra digital, sementara VR memberikan pengalaman membaca yang imersif dan mendalam, seolah-olah pembaca berada di dalam cerita itu sendiri.
“Kemudian, platform-platform online seperti blog, platform sosial, dan aplikasi khusus sastra memfasilitasi penulis sastra cyber untuk berbagi karya mereka dengan pembaca di seluruh dunia. Hal ini membantu memperluas jangkauan sastra cyber dan menciptakan komunitas pembaca yang aktif dan beragam,” lanjut El Dela.
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) tersebut juga dihadiri oleh Candra Rahma Wijaya Putra, S.S., S.Pd., M.A selaku Sekretaris Prodi PBI FKIP UMM dan juga merupakan salah satu dosen di bidang sastra.
Bapak Candra, sapaan akrabnya mengatakan, “Seperti halnya perkembangan teknologi lainnya, sastra cyber juga menimbulkan pertanyaan etis dan tantangan baru. Bagaimana menjaga kualitas sastra dalam era digital? Bagaimana menanggapi isu privasi dan keamanan dalam interaktivitas pembaca? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh penulis, pembaca, dan komunitas sastra secara keseluruhan,”
Dengan perkembangan yang pesat, sastra cyber membawa kita ke dunia yang lebih luas dan terbuka. Ini adalah era di mana kreativitas bertemu dengan teknologi, di mana cerita tidak lagi terbatas pada halaman kertas, tetapi dapat hidup dan berkembang dalam dunia digital yang tak terbatas. Sastra cyber adalah manifestasi baru dari daya imajinasi manusia, memimpin kita menuju perjalanan membaca yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.